Respons:
Aplikasi pengentasan kemiskinan dari Pemerintah Kabupaten Cirebon, SiPEPEK, telah menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen belakangan ini. Namun, bukan karena keberhasilan atau inovasi yang ditawarkan, tapi justru karena kontroversi yang tercipta akibat nama aplikasinya yang dianggap kurang pantas.
SiPEPEK, singkatan dari ‘Sistem Pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Jaminan Kesehatan’, sebenarnya memiliki makna positif dalam bahasa Cirebon, yaitu ‘Lengkap/Komplit’. Namun, di mata banyak orang, terutama netizen, kata ‘Pepek’ juga merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut bagian sensitif tubuh wanita. Sehingga, tidak heran jika nama tersebut langsung menuai sorotan dan celaan dari berbagai pihak.
Netizen pun langsung memberikan komentar-komentar kocak terkait dengan nama SiPEPEK ini. Ada yang bertanya-tanya mengapa harus menggunakan nama yang kontroversial, ada juga yang mengusulkan agar dipilih nama yang lebih layak dan santun. Sebagian besar netizen merasa bahwa Pemerintah Kabupaten Cirebon seharusnya lebih cermat dalam memilih nama aplikasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Tidak hanya SiPEPEK, beberapa aplikasi lainnya milik pemerintah juga pernah menjadi bahan perdebatan karena nama unik yang dipilih. Seperti sicantik.go.id, sithole.go.id, dan simontok.surakarta.go.id, nama-nama tersebut juga mengundang perhatian publik karena konotasinya yang kurang sesuai dengan layanan yang ditawarkan.
Sebagai orang yang tinggal di era digital, tentu kita harapkan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam memilih nama aplikasi. Karena sebuah nama bisa memberikan kesan pertama yang cukup penting bagi pengguna. Sebuah nama yang baik dan efektif dapat meningkatkan citra sebuah layanan, sehingga akan lebih mudah diterima oleh masyarakat luas.
Pemerintah Kabupaten Cirebon sendiri telah memberikan penjelasan terkait dengan nama SiPEPEK, namun tetap saja polemik tersebut masih terus berlanjut di dunia maya. Hal ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih teliti dan hati-hati dalam menentukan nama produk atau layanan agar tidak menimbulkan misinterpretasi atau malah menjadi bahan tertawaan di tengah masyarakat.
Semoga kedepannya, Pemerintah Kabupaten Cirebon dan pihak terkait dapat belajar dari insiden ini dan mengambil langkah-langkah preventif agar hal serupa tidak terulang di masa mendatang. Semoga SiPEPEK bisa tetap memberikan manfaat yang positif bagi warga kurang mampu di Kabupaten Cirebon, tanpa harus terganggu oleh kontroversi nama yang tidak perlu.